Motorola Moto X Pure/Style 2015 Review

Ponsel Android itu banyak banget macamnya, selain model dan spesifikasi ada hal penting yang seringkali kita abaikan saat memilih ponsel.

Apalagi jika bukan OS (operating system)nya, meskipun sama-sama berbasiskan Google Android tapi ada beberapa produsen ponsel kelewat ‘kreatif’ untuk melakukan perubahan yang sebetulnya ga perlu-perlu amat.

Hampir semua produsen ponsel melakukan ubahan pada OSnya, Samsung, Sony, HTC, Xiaomi, Lenovo, Huawei, Meizu dan masih banyak lagi. Terkadang imbasnya adalah performa yang kurang baik, user-experience yang tidak nyaman, stabilitas saat digunakan sehari-hari, hingga update yang molor hingga berbulan-bulan.

Ngga semua OS custom itu buruk, Samsung contohnya dengan lini Samsung Galaxy Notenya berhasil membuat fungsi tambahan untuk dual apps, aplikasi Note untuk mencatat meski layar mati, dll…

Motorola dalam hal ini, cenderung mengadopsi versi “Vanilla” Android atau istilahnya OS Android yang nyaris ngga disentuh atau diubah secara tampilan ataupun fungsional. Menjadikannya alternatif untuk kamu yang menginginkan ponsel berasa Google Nexus. Hal itulah yang membuat saya penasaran Motorola Moto X Pure/Style Edition.

moto-x-pure-style-2

Motorola Moto X Pure/Style dilengkapi layar 5.7 inchi Quad HD 1440×2560 piksel (cocok banget buat VR) dan prosesor Qualcomm Snapdragon 808, meski bukan yang terkini tapi masih jadi prosesor yang jauh lebih baik ketimbang Snapdragon seri 615, 617 yang sekarang ramai di pasaran. It’s fast! Sama dengan prosesor yang digunakan oleh flagship LG G4.

Dimensinya untuk ponsel dengan layar 5.7 inchi bisa dibilang cukup kompak (tinggi dan lebarnya dibandingkan dengan daripada iPhone 6S Plus dengan layar 5.5″), konstruksi metal frame membuat Motorola Moto X Pure/Style ini berasa kokoh dan back cover karet membuat ponsel tidak licin di tangan (di Amerika back cover ini bisa di custom sesuai pesanan). Motorola Moto X Pure/Style terasa tebal, tapi bodi belakang yang lengkung membuatnya sangat nyaman digenggam. Di bagian atas ada 3.5mm headphone jack, slot gabungan SIM card dan MicroSD.

moto-x-pure-style-4

Dual stereo speaker tersemat di atas dan bawah Motorola Moto X Pure/Style, dari semua ponsel yang pernah saya miliki ini adalah speaker paling kencang dan jernih. Bahkan mengalahkan setup speaker BoomSoundnya HTC Butterfly 3.

Beberapa kekurangannya adalah:

Baterainya yang boros, prosesor Qualcomm Snapdragon 808 dan layar QHD 5.7″ jadi penyebab buruknya ketahanan baterai Motorola Moto X Pure/Style. Meskipun mereka berbaik hati menyertakan Turbo Power charger atau semacam charger QuickCharging tapi siapa sih yang ingin sering-sering charge ponsel? Selama penggunaan, Motorola Moto X Pure/Style tidak bisa bertahan 1 hari penuh dan saya harus charge di sore hari.

Kamera 21MP yang kualitasnya…well..not bad but not good enough for a flagship…

outdoor_moto_x_styleoutdoor_2_mxpoutdoor_macro_mxp

Warna terlihat washed out atau pucat, tapi hasil photo cukup detil bisa dilihat dari pinggiran daun dan pola daun di foto atas. Ketiga foto di atas adalah foto outdoor dengan cahaya yang cukup, kita bisa lihat sendiri kualitasnya kurang bagus. Bagaimana hasil foto di kondisi indoor?

indoor_mxp

Menggunakan pencahayaan di rumah dengan lampu neon, not bad lho! Hasilnya terang dan tidak terlalu banyak noise, good job Motorola!

Kembali ke kekurangan lain di Motorola Moto X Pure/Style, itu yang di belakang bukan fingerprint sensor meskipun tempatnya sudah cocok banget. Itu adalah signature dari ponsel-ponsel buatan Motorola, istilahnya Motorola “Dimple” atau lesung pipit…entah kenapa dipanggil begitu. Tujuannya untuk istirahat jari kita….katanya. Meskipun sepanjang pemakaian sih, ngga terlalu pengaruh juga.

moto-x-pure-style-3

Selanjutnya adalah absennya notification LED yang digantikan oleh sensor infrared dan gyroscope, layar akan menyala bila kita mengangkat ponsel atau melambaikan tangan di depan ponsel. Padahal ngga ada yang salah lho dengan notification LED, kenapa harus dihilangkan…

Kekurangan terakhir adalah harga dan availability ponsel ini sendiri, harganya sama dengan Xiaomi Mi5 32GB yang memiliki performa dan hasil foto jauh lebih baik dari Moto X Pure/Style. Ponsel ini juga tidak masuk ke Indonesia secara resmi, harus mencari di toko online. Tentunya tidak ada garansi resmi dari penjual, barangnya pun bisa dibilang bukan barang baru tapi second hand.

Kesimpulannya, it’s an okay phone… Tapi ya dengan harga segitu kamu juga bisa beli 2nd hand LG G4 lho… (hati-hati banyak banget motherboard LG G4 ini yang rusak) lalu ada juga Xiaomi Mi5 32GB (harga baru lho) kalau kamu ngga perlu expandable storage dan ngga keberatan pakai custom OS MIUI. Baca review Xiaomi Mi5 disini

Kalau kamu Motorola fans atau orang yang lebih pentingin OS yang stabil, cepat di update dan ngga keberatan dengan kekurangannya, Motorola Moto X Pure/Style ini bisa jadi pilihan.

Semoga berguna

Xiaomi Mi 5 Prime – Review

Xiaomi Mi5 vs iPhone 6.png

“Bagus, Cepat dan Murah”

Ada yang familiar kata-kata di atas? Biasanya kita cuma bisa dapat dua, kalau Bagus, Murah itu ga akan Cepat, terus kalau Bagus, Cepat itu gak akan Murah, kalau Murah, Cepat itu gak akan Bagus.

Tapi kalau bisa dapat ketiganya? Too good to be true? Or..Is it true?

Yes, it is true! It’s the Xiaomi Mi 5 Prime.

Checklist singkat Bagus, Cepat dan Murah:

  1. Bagusnya? Overall design, almost bezel-less screen, curved glass back, metal frame, 1080p screen above 400ppi, Infrared blaster, NFC, 16MP main camera, 4K Video, Optical Image Stabilization, lightweight, 3000mAH battery, blazing fast fingerprint scanner.
  2. Cepatnya? Snapdragon 820 2.15GHz dengan RAM 3GB dan Memori 64GB dengan kecepatan baca 414.18MB/s dan kecepatan tulis 88.53MB/s
  3. Murahnya? Rp.4.650.000,- (Harga segini dengan spec seperti itu, its damn cheap).

Impresinya?

Desainnya berasa seperti Galaxy Note 5 yang lebih kecil,tapi tanpa camera bump dan sangat ringan. Soal build quality, memang harga gak bohong buat yang satu ini. Build quality masih dibawah Samsung Galaxy S6 ataupun Samsung Galaxy A5 2016. Bagian terburuknya ada pada curved glass back yang lebih berasa plastik ketimbang kaca dan pemasangannya kurang rapi, ada bagian yang menonjol keluar dan berasa di tangan saat memegangnya.

Bahkan di channel Youtube ‘Jerry rig everything’ terbukti Xiaomi Mi5 bisa hancur seperti kerupuk ketika ditekuk sekuat tenaga dengan kedua tangannya. Jadi jangan lupa beli casing secepatnya setelah Kamu beli Xiaomi Mi5.

 

mi5 bend test fail.jpg

Oops…

Dari segi spesifikasi dan fitur sudah bagus sekali, sayangnya tidak ada external MicroSD support, tapi internal 64GB bagi saya sudah cukup.

Karena masuknya ke Indonesia tidak resmi, Xiaomi Mi5 versi distributor ini datang dengan modified ROM (dengan pre-installed apps yang untungnya sedikit dan bisa di disable atau uninstall). Sedihnya, meski sudah Android 6.0 Marshmallow tapi stuck di MIUI 7. Kita gak bisa update, meskipun rilis resmi MIUI 8 sudah beredar cukup lama. Bukan berarti ROM yang pre-installed ini tidak bisa dipakai lho, sangat bisa dipakai hanya tidak se-stabil ROM resmi.

Ada bug fingerprint sensor terkadang tidak mau membaca dan kita harus klik kembali tombol lock screen untuk bisa mengaktifkannya kembali, bug suka restart sendiri, bug transfer file ke PC misalkan foto atau video terjadi “device not functioning error” saat ada flashdrive lain atau hdd yang tersambung ke PC (mungkin yg ini driver conflict?).

Error tadi sementara ini mungkin karena modified ROM, mudah-mudah setelah install ROM resmi MIUI 8 jadi lebih baik dari segi performa dan kestabilan. Jadi kalau Kamu sudah beli Xiaomi Mi5, segeralah request unlock bootloader dan install official global ROM.

xiaomi mi5.jpg

Jika dari spesifikasi hardware saya tidak menemukan hal-hal negatif, kita coba bahas kameranya. Secara umum kualitasnya sangat bagus, di saat kondisi cahaya mumpuni boleh saya bilang sekelas dengan Samsung Galaxy S6. Its Amazing!

Dengan cahaya yang kurang terang atau low-light, algoritma aplikasi kamera Xiaomi kurang bisa menyamarkan noisenya. Meskipun sudah menggunakan mode malam, tetap saja kualitas low-light tidak sebanding dengan Samsung Galaxy S6.

Tapi ya…foto-foto pun biasanya lebih sering di tempat yang terang bukan?

Kualitas still foto Xiaomi Mi5 rear camera 16MP 

Yamaha YZF R15.jpg

review mi5 camera crop.png

Detail 100% crop dari foto sebelumnya

xiaomi mi5 hdr macro.jpg

xiaomi mi5 hdr macro - 100 percent.png

Detail 100% crop dari foto sebelumnya

XIaomi mi5 lowlight mode.png

XIaomi mi5 lowlight mode - full crop.png

Detail 100% crop dari foto sebelumnya

Kamera belakang banyak menangkap detil untuk still photo, bagaimana dengan kualitas videonya? Yuk kita lihat di bawah ini.

4K (2).jpg

4K (1).jpg

Diambil dengan aplikasi kamera bawaan Xiaomi

Dengan resolusi maksimal 4K 30fps, kualitasnya cukup bagus hanya sering terjadi drop frames. Kita bisa lihat di atas, pada gambar kedua kamera tidak menangkap banyak cahaya, minim detail dan lumayan banyak noise.

Saya coba ganti dengan aplikasi OpenCamera, dengan setting 1080p 60fps 100Mbps dan maximum file size 1GB. Detil yang dihasilkan jauh lebih baik, tapi masih terjadi drop frames entah kenapa padahal secara hardware seharusnya mumpuni.

1080p Opencamera vid.png

Diambil dengan aplikasi kamera OpenCamera

Anyway, kesimpulannya untuk Mi 5… It’s a great alternatives to Samsung Galaxy S6 or even S7. Great performace, good quality, great camera, cheap for a flagship device. Kamu ngga akan menyesal membelinya.

Dengan harga Rp.4.650.000 (harga saat review ini dibuat), dari kubu Samsung kamu bisa membeli Galaxy A5 2016 yang secara spesifikasi hardware jauh inferior ketimbang Xiaomi Mi 5 Prime 64GB. Namun Samsung Galaxy A5 2016 memiliki kamera turunan dari Samsung Galaxy S6 yang sangat bagus, kita bahas ini lain waktu ya!

Semoga review ini membantu.

Rear Camera Battle: Xiaomi Redmi 3 Prime vs Apple iPhone 6

 

Apa Apple iPhone 6 16Gb seharga Rp.8.699.000 memiliki kamera lebih baik ketimbang Xiaomi Redmi 3 Prime?

Spesifikasi kamera belakang:

  • Apple iPhone 6 memilki kamera dengan resolusi 8 Megapiksel, f/2.2, 29mm, phase detection autofocus, dual-LED (dual tone) flash.
  • Xiaomi Redmi 3 Prime memiliki kamera dengan resolusi 13 Megapiksel, f/2.0, phase detection autofocus, LED flash.

 

Mari kita langsung bandingkan!

Dengan resolusi kamera 13 Megapiksel, tentu Xiaomi Redmi 3 Prime menghasilkan gambar yang lebih besar ketimbang Apple iPhone 6. Perlu diingat, semakin besar resolusi gambar bukan berarti semakin bagus hasilnya. Perlu sensor yang bagus dan algoritma proses gambar yang tepat untuk menghasilkan foto yang baik.

 Apple iPhone 6 vs Xiaomi Redmi 3 Prime

outdoor.png

Detil 100% crop

outdoor zoom details.jpg

Apple iPhone menghasilkan foto dengan tone warna kekuningan sedangkan Xiaomi Redmi 3 Prime lebih netral. Warna yang dihasilkan Xiaomi Redmi 3 Prime terlihat lebih akurat.

Tapi pada tes ini, saya mendapati Xiaomi Redmi 3 Prime memberikan detil foto yang baik. Misalnya terlihat refleksi dari tembok pada topi Mario, noise meski ada tetapi minim.

Pada Apple iPhone 6, meski hanya 8 Megapiksel, hasil fotonya terlihat lebih tajam. Terlihat efek smoothing, mungkin untuk menekan noise pada foto.

outdoor-zoom-details2

Pada foto kedua ini, berkat resolusi yang besar dan sensor yang bagus, Xiaomi Redmi 3 Prime mendapatkan banyak detil seperti pada guratan bunga di atas.

macro.jpg

Berlanjut ke foto Macro, Xiaomi Redmi 3 Prime lagi-lagi menghasilkan foto yang lebih detil ketimbang Apple iPhone 6.

low light.jpg

Satu-satunya kelemahan kamera belakang Xiaomi Redmi 3 Prime, foto dalam ruangan tanpa cahaya yang cukup. Detil hilang karena proses smoothing dan gambar diterangkan dengan cara menaikkan exposure, hasilnya tidak  buruk tapi tidak sebaik Apple iPhone 6.

macro2.jpg

Hasil foto Macro dalam ruangan, Xiaomi Redmi 3 Prime lebih baik daripada Apple iPhone 6. Huruf pada jam terlihat lebih jelas dan warna yang dihasilkan lebih natural.

Kesimpulan

Saat cahaya cukup, Xiaomi Redmi 3 Prime memiliki kamera yang lebih baik daripada Apple iPhone 6. Xiaomi Redmi 3 Prime memproses gambar dengan banyak detil dan warna yang natural.

Hanya saja pengambilan gambar pada tempat dengan cahaya minim jadi kelemahan Xiaomi Redmi 3 Prime, Apple iPhone 6 bisa mengambil gambar lebih baik disini.

Semua tergantung kepada preferensi masing-masing, kalau kamu sering mengambil gambar di tempat minim cahaya maka Apple iPhone 6 bisa diandalkan. Jika seringkali mengambil di tempat cukup cahaya, maka Xiaomi Redmi 3 Prime memiliki kamera yang lebih baik.

Dengan gap harga yang begitu banyak, saya pilih Xiaomi Redmi 3 Prime saja. Toh saya jarang foto gelap-gelapan Gan…